Jingga ….
Ya memang betul itu namaku Valentina Jingga Permata
Pamulang Sari Mengharap kenyaataan pahitnya kehidpuan. 15 tahun yang lalu
tepatnya tinggal 21 Februari 1999 aku terlahir menjadi sesosok bayi mungil yang
seharusnya disambutkebahgaian keluarga. Namun setelah Sari yang tak lain adalah
ibuku melahirkanku sebagai Putra ke duanya merebut kebahgian keluarga besarku.
Aku terlahir dan membawa penyakit HIV yang aku tularkan pula dalam ibuku. Entah
dari mana asal penyakit itu akupun tak tahu.
Aku dibesarkan selama 10 tahun tanpa kasih sayang
dari ibuku namun aku sadar, karena akulah bencana ini muncul. Tapi aku merasa
bahagia karena aku masih dapat merasakan kasih sayang Ayah dan ka Kimi kaka
kesayanganku mereka begitu sayang padaku, tetapi sayang aku harus kehilngan ka
Kimi tepat diusiaku yang menginjak 7 tahun, pada saat itu dia berusia 15 tahun.
Kejadian ini terjadi awal pada saat ka Kimi menjemputku.
“Sayang
pokoknya nanti tunggu kaka jam 14.00 didepan tempat lesmu okeh” kata ka Kimi
sambil mencium keningku.
“Baik
apa” kataku sambil tersenyum manja .
Tak usah lah sayang anak macam ini tak usah kau
manja nanti yang ada dia malas dan besar kepala kata Bunda sambil mencium pipi
kanan kakaku terselipkan rasa iri dalam hatiku tapi cepat-cepat ku buang
perasaan itu karana perasaan itu yang nantinya membuatku sangat sedih.
“Bukannya
kamu ada acara latian basket kali ini sayang” kata Bunda tanpa menoleh padaku.
“Justru
karna aku ada jadwal basket dan kebetulan tempat latianku tak jauh dari tempat les
sibapao ini makanya aku jemput dia bund”
“Tidak
usah Kimi kan ada bang Juli yang biasa jemput dia”
“Sudahlah
bunda, kalo memang bunda tak mau menjemput jingga biarkan aku yang
menjemputnya, biar aku yang menggantikan Bunda untuk menjaga dan
memperhatikannya. Biar aku yang memberikan kasih sayang yang tak pernah bunda
berikan!” ka Kimi mulai marah dengan sikap Bunda.
“Jingga
sebaiknya kau cepat ambil tas dan ku antar kau les, cepat!”
“Bunda
kenapa bunda tak pernah bisa sayang dan mengasihi putri kandung bunda sendiri
Bunda!”
“Sudahlah
Kimi, bunda bukan ibu kandung dia, dia hanya anak pembawa aib.”
Dari kejauhan aku hanya dapat melihat pertengkaran
kak dan ibuku yang disebabkan pembelaan kakaku.
Setelah ibuku pergi lalu ka Kimi menghantarkan pada
tempat biasa aku mengikuti les piano. Dalam perjalanan ka Kimi tak berhentinya
mencium dan memlukku. Akupun sangat merasakan kasih sayang kakak laki-lakiku.
“Sayang
kaka janji walau bunda sangat membencimu, tapi ayah dan kaka akan slalu menjaga
dan melindungimu.
“Iyah
opa, jingga sayang opa”
“lekaslah
turun, dan cepatlah latian agar kau cepat jadi pemain piano terhebat dan
mainkan sebuah lagu terindah untukku.
Selepas aku turun dan mobil BMW warna hitam milik
kakakku, mobil itu melaju dengan kekuatan kencang. Tepat pukul jam 14.00 lesku
selesai aku bergegas pamit pada Bu Yanet guru lesku untuk pulang. Aku tak mau
ka Kimi menungguku terlalu lama, setelah aku berpamitan aku keluar tempat
lesku, tapi ternyata mobil yang tadi mengantarkanku belum terdapat pada
parkiran. Lalu aku putuskan untuk duduk dibalkon dan bermain rubiku yang selalu
aku bawa kemanapun.
Tiba-tiba Stela teman sekolahku yang juga sangat
membenciku keluar dari tempat latian pianoku. Aku sangat berharap dia tidak
membuat masalah denganku, tapi harapanku si-sia. Tiba-tiba dia menumpahkan
dengan sengaja air minum pada tubuhku.
“Stela
apa-apaan si kamu, kenapa menumpahkan dengan air minummu?” kataku dengan kesal.
“itu
memang pantas untuk orang yang menyebalkan sepertimu, aku tak suka kau
mendapatkan pujian dari Bu Yanet. Kamu itu penyakitan dan kata mamahku
penyakitmu menjijikan tau!”
“Hey
dasar anak nakal, ngomong apa tadi kamu sama ade kesayanganku”
“Ka
Kimi” aku terkejut atas kedatangan kakaku yang benar-benar mengejutkan.
“Dia
pantas mendapat pujian karna dia lebih hebat dan berbakat dari padamu, dan dai
bukan orang yang menjijikan untuk kau siram!”
“maafkan
tapi memang dia mempunyai penyakit menjijikan bukan”
“Tutup
mulutmu dan cepat pergi dari sini sebelum kuhajar kau”
Lalu
stela pergi dengan muka yang pucat, selepas kepergian stela aku dan kak pun
lalu menjauh dari tempat lesku.
“Saya
sudahlah, kaka minta maaf yah”
“tapi
opa tidak boleh kasar ya?” opa apa bunda benci juga karna aku mengidap penyakit
HIV? Apa itu HIV apa?
“Sudahlah
tidak usah kau pertanyakan penyakit itu, dan
Berhentilah
berkata kalau bunda membencimu!”
“Oppa
awas ada mobill ... !!!”
Setelah aku sadar aku tak tau ada di
mana. Namun yang menjadi pertanyaan ku kenapa aku terbaring dan di kelilingi
oleh ayah, kakek dan nenekku serta mang Juli dengan muka khawatir dimana Ibuku
dan Kakakku.
Ternyata kecelakaan ini yang
mengantarkan ku ke rumah sakit ini. Dlam peristiwa ini ibuku sangat membenciku
dan sangat marah padaku.
Setelah
4hari kritis akhirnya kak Kimi pun meninggal dunia karena dia sangat lemah dan
kekurangan banyak darah. Kepergian kak kimi sangat membuatku terpukul, terlebih
perlakuan ibuku terhadap ku yang selalu menganggap aku adalah penyebabnya.
Pada suatu malam aku masuk pada
kamar kak kimi yang selalu menjadi kebanggaan nya, tapi di sini aku tak
menemukan sosok laki-laki yang pandai
sedang berkutik dengan laptop kesukaannya.kini laptop itu tak ada lagi
yang menyentuhnya.aku sangat merindukan canda dan kasih sayang yang kakimi
berikan.tiba-tiba ayah masuk dan menawarkanku perlengkapan makan dan isinya.
“astaga
ternyata disini nampaknya anak ayah”
“ayah...ayah
jingga kangen opa ayah”
“jingga
opa kamu itu sudah tenang di surga kamu ga boleh sedih terus,ayah tau kamu
kangen,ayah juga kangen,tapi kamu harus makan sayang”
“ayah
jingga mau ketemu opa jingga kangen”
“iyah
sayang tapi makan dulu yah”
“jingga
berhenti merengek kamu itu sudah 8 tahuh dan kakamu itu sudah meninggal”
‘iya kimi meninggal karena anak ini,anak yang selalu membuat masalah”tiba-tiba
ibuku datang dan menariku ke kamar mandi
“hey
mau kau,mau apakan anakku berhenti menyiramnya dengan air,dia itu sakit sari”
“lebih
di mati aku tak sudi mempunyai anak pengidap HIV”
Pertengkaran
ayah dan ibukupun tak terhentikan selama 2 bulan,mereka tak hentinya bertengkar
kondisi ibukupun semakin memburuk.tepat di usianya yang ke 35 beliau meninggal
dia meninggalkan aku di usia yang masih belia.
Selepas
meninggalnya ibuku ayahku menikah lagi, dan aku lebih memilih untuk tinggal
bersama nenek dan kakekku.
Di sini lah aku menetahui bahwa
ternyata ibuku sangat mencintaiku. Ibu memperlakukanku seperti itu karna ibu
tak mau aku tumbuh menjadi seorang gadis yang lembek ibu mau aku menjadi wanita
yang kuat , kuat untuk mendapati hinaan dari penyakit ini.
Pagi itu sangat cerah akupun
bergegas menghabiskan sarapan pagiku dan menghampiri ke-3 sahabat karibku,
sahabat yang mau menemaniku selama 15 tahun belakangan ini. Setelah ku cium
pipidan kening kakek ku seperti biasa nenek mengingatkanku dan tak lupa
memberikan aku bekal.
Ku
lihat 3 teman ku telah menungguku dalam mobil, aku pun berlari kecil untuk
menghampiri mereka.
“Waah putri salju baru keluar nih
habis nunggu pangeran” ejek Bunga
“Pagi teman-teman maaf yah biasa aku
harus minum vitamin dulu nih, tapi sebagai gantinya aku bawain bekal kesukaan
kalian,” kataku (sambil menunjukan bekal makan siangku)
“Ayolaahh cepat masuk ntar keburu
macet ni, “ dengus Vita
“Okeh, geser dong mil, badan gede
banget loe, kasian tuh Jingga “ kata Bunga
Setiap pagi memang aku harus
bersesakan dengan Milla yang gendut dan Vita yang selalu ingin menaang, Kami
semua menumpang pada mobil ayah Bunga . Sebenarnya aku sudah mendapatkan sopir
dan mobil hadiah ulang tahunku dari ayah. Akan tetapi aku lebih suka berangkat
bersama ke-3 teman ku ini.
“Hey, ada anah baru, lumayan juga
dia “
“Aduuhh udah deh vit, cowok mana
lagi sih yang lo bilang cakep ???”
“Iya ini bener mill, Lihat tuh dia
masuk ruang kelas kita “
“Mana siihh ..? Ohh my god ,, gilaa
kerenyaaa …
“Tuhh kan ngeyeeell …”
“Aduuh Bungaa, kayaknya tabiat ke 2
sahabat kita mulai lagi nihh,,”
“Iyahh tau tuh mereka gak sadar apa
udah masuk gini ..”
Tenyata memang benar Rico adalah
murid baru yang baru pindah dari London ikut orang tuanya pindah ke Indonesia
karna ada urusan bisnis. Dan ternyata orang tua Rico merupakan rekan bisnis
ayahku.
Perkenalan
singkat yang akhirnya membuat kami dekat. Rico adalah anak tunggal dari
pasangan Om dan Tante Liona , mereka tinggal di London untuk keperluan bisnis
dan kembali ke Indonesia pada saat usianya sama dengan ku 15 tahun.
Hari bergulir kami pun semakin
akrab, sehingga kami putuskan untuk berpacaran.
Ric
tak pernah mempermasalahkan penyakitku seperti orang pada umumnya, bahkan
sebagai bentuk kepedulianyya dia sering mengantarkan aku pergi ke dokter
sebagai penggati ayahku .
Kehidupanku
kini mulai berseri layaknya bunga yang baru mekar.
Pada suatu siang setelah aku melihat
lembaran pamphlet yang menuliskan lomba karangan. Rico dengan antusias
mengajakku untuk mengikutininya.sebenarnya aku tak tertarik tapi atas drongan
dari 3 sahabatku aku pun mengikuti lomba itu.tak terbesit dari pikiranku lomba
karanganku tentang penyakit HIV lolos dari penilaian juri dan dikirimkan ke
lomba dunia.
“sayang
liat apa kataku kamu pasti bisa sayang”
“bener
jingga loe si pake acara pesimis duluan”
mili pun angkat bicara
“makasih
ya sayang maksih juga sahabatku-sahabtku,kalian lah yang membuatku hebat”
Ujian akhir semester sebentar
lagi dimulai kami antusias menyambutnya,memang aku bintang prestasi di
sekolahku,terbukti aku selalu masuk dan menempati parallel
“jingga
kali ini aku tantang kamu untuk mengalahkan nenesihir itu”
“aduh
viata apa dan siapa sih yang kamu maksud nene sihir” tanyaku
“aduh
sweetiku yang di maksud vita itu ya si stela nene sihir belagu itu ya ga
bunga”kata mili sambil tersenyum
“aduh
engga deh aku ga mau bikin masalah sama dia”
“udah
deh tantanganku gampang ko,tinggal kamu rebut parallel satu dari sinene sihir
itu dan nanti aku dan temen-temen kasih loe hadiah deh”
Tantangan semangat dan hinaan
dari stela yang membuatku menerima tantangan vita,mungkin selama ini aku selalu
diam saat aku di hina dan di rendahkan oleh stela.tapi saat stela mencoba untuk
merebut rico aku tak bisa membiarkan itu.ujian akhir semesterpun selesai.
“sayang lihatlah kamu berhasil mengalahkan
stela dan kamu lulus dengan nilai bagus”
“iyah-iyah
aku berhasil membuktikan pada stela dan dunia bahwa gadis HIV bukanlah gadis
menjijihkan namun,juga dapat berprestasi.
Tanpa kasih sayang ibu akupun
dapat membuktikan pada dunia akupun dapat bahagia bersama keluarga,teman dan
tentunya Rico.
≈TAMAT≈